Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 943

٢ - بَابُ صَلَاةِ الۡخَوۡفِ رِجَالًا وَرُكۡبَانًا
2. Bab Salat Khauf dengan Berjalan dan Berkendara


رَاجِلٌ: قَائِمٌ.

Rājil artinya orang yang berdiri.

٩٤٣ - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ الۡقُرَشِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ، عَنۡ مُوسَى بۡنِ عُقۡبَةَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ: نَحۡوًا مِنۡ قَوۡلِ مُجَاهِدٍ: إِذَا اخۡتَلَطُوا قِيَامًا. وَزَادَ ابۡنُ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (وَإِنۡ كَانُوا أَكۡثَرَ مِنۡ ذٰلِكَ، فَلۡيُصَلُّوا قِيَامًا وَرُكۡبَانًا). [طرفه في: ٩٤٢].

943. Sa’id bin Yahya bin Sa’id Al-Qurasyi telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Musa bin ‘Uqbah, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar: Seperti ucapan Mujahid: Ketika pasukan muslimin sudah bercampur dengan pasukan kafir, mereka salat dalam keadaan berdiri. Ibnu ‘Umar menambahkan dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Jika jumlah musuh lebih banyak daripada itu (sehingga tidak memungkinkan salat dengan diam di satu tempat), salatlah dengan berdiri dan berkendara.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 942

١ - بَابُ صَلَاةِ الۡخَوۡفِ
1. Bab Salat Khauf


وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَإِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِي الۡأَرۡضِ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَنۡ تَقۡصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنۡ خِفۡتُمۡ أَنۡ يَفۡتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الۡكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمۡ عَدُوًّا مُبِينًا ۞ وَإِذَا كُنۡتَ فِيهِمۡ فَأَقَمۡتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلۡتَقُمۡ طَائِفَةٌ مِنۡهُمۡ مَعَكَ وَلۡيَأۡخُذُوا أَسۡلِحَتَهُمۡ فَإِذَا سَجَدُوا فَلۡيَكُونُوا مِنۡ وَرَائِكُمۡ وَلۡتَأۡتِ طَائِفَةٌ أُخۡرَى لَمۡ يُصَلُّوا فَلۡيُصَلُّوا مَعَكَ وَلۡيَأۡخُذُوا حِذۡرَهُمۡ وَأَسۡلِحَتَهُمۡ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوۡ تَغۡفُلُونَ عَنۡ أَسۡلِحَتِكُمۡ وَأَمۡتِعَتِكُمۡ فَيَمِيلُونَ عَلَيۡكُمۡ مَيۡلَةً وَاحِدَةً وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ إِنۡ كَانَ بِكُمۡ أَذًى مِنۡ مَطَرٍ أَوۡ كُنۡتُمۡ مَرۡضَى أَنۡ تَضَعُوا أَسۡلِحَتَكُمۡ وَخُذُوا حِذۡرَكُمۡ إِنَّ اللهَ أَعَدَّ لِلۡكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا﴾ [النساء: ١٠١-١٠٢].

Dan firman Allah taala, “Jika kalian melakukan perjalanan di muka bumi, tidak mengapa kalian mengqasar salat jika kalian khawatir orang-orang kafir akan menyerang kalian. Sesungguhnya orang-orang kafir adalah musuh yang nyata bagi kalian. Apabila engkau sedang bersama mereka (para sahabat) lalu engkau hendak salat bersama mereka, maka sekelompok dari mereka berdiri salat bersamamu dan menyandang senjata mereka. Apabila mereka telah sujud, hendaknya mereka mengambil posisi di belakang kalian dan hendaknya sekelompok lain yang belum salat untuk datang lalu salat bersamamu. Mereka harus tetap bersiaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir itu sangat ingin agar engkau lengah dari senjata dan harta benda kalian lalu mereka akan menyerbu kalian dengan sekaligus. Tidak ada dosa atas kalian jika ada gangguan yang kalian alami berupa hujan atau kalian sakit, sehingga kalian meletakkan senjata kalian. Bersiagalah! Sesungguhnya Allah telah menyiapkan azab yang menghinakan untuk orang-orang kafir.” (QS. An-Nisa`: 101-102).

٩٤٢ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، قَالَ: سَأَلۡتُهُ: هَلۡ صَلَّى النَّبِيُّ ﷺ؟ - يَعۡنِي صَلَاةَ الۡخَوۡفِ – قَالَ: أَخۡبَرَنِي سَالِمٌ: أَنَّ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: غَزَوۡتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ قِبَلَ نَجۡدٍ، فَوَازَيۡنَا الۡعَدُوَّ، فَصَافَفۡنَا لَهُمۡ، فَقَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُصَلِّي لَنَا، فَقَامَتۡ طَائِفَةٌ مَعَهُ تُصَلِّي وَأَقۡبَلَتۡ طَائِفَةٌ عَلَى الۡعَدُوِّ، وَرَكَعَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِمَنۡ مَعَهُ وَسَجَدَ سَجۡدَتَيۡنِ، ثُمَّ انۡصَرَفُوا مَكَانَ الطَّائِفَةِ الَّتِي لَمۡ تُصَلِّ، فَجَاؤُوا فَرَكَعَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِهِمۡ رَكۡعَةً وَسَجَدَ سَجۡدَتَيۡنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، فَقَامَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنۡهُمۡ فَرَكَعَ لِنَفۡسِهِ رَكۡعَةً وَسَجَدَ سَجۡدَتَيۡنِ.

[الحديث ٩٤٢ - أطرافه في: ٩٤٣، ٤١٣٢، ٤١٣٣، ٤٥٣٥].

942. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Syu’aib mengatakan: Aku bertanya kepada Az-Zuhri: Apakah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah salat khauf?

Az-Zuhri menjawab: Salim mengabarkan kepadaku: ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—mengatakan: Aku telah berperang bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ke arah Najd. Kami telah berhadapan dengan musuh. Kami berbaris menghadap ke arah mereka. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdiri salat mengimami kami. Sekelompok pasukan berdiri salat bersama beliau dan sekelompok lagi menghadap ke arah musuh. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—merukuk dan bersujud dua sujud bersama sekelompok yang bersama beliau. Kemudian mereka beralih ke tempat kelompok pasukan yang belum salat. Kelompok yang belum salat datang lalu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—merukuk bersama mereka satu rukuk dan bersujud dua sujud. Kemudian beliau salam. Setiap kelompok dari mereka lalu berdiri, merukuk satu rukuk dan bersujud dua sujud sendiri-sendiri.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1039

٢٨ - بَابٌ لَا يَدۡرِي مَتَى يَجِيءُ الۡمَطَرُ إِلَّا اللهُ
28. Bab tidak ada yang mengetahui kapan hujan akan datang kecuali Allah


وَقَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (خَمۡسٌ لَا يَعۡلَمُهُنَّ إِلَّا اللهُ).

Abu Hurairah mengatakan dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Lima hal yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.”

١٠٣٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ عَنِ ابۡنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مِفۡتَاحُ الۡغَيۡبِ خَمۡسٌ لَا يَعۡلَمُهَا إِلَّا اللهُ: لَا يَعۡلَمُ أَحَدٌ مَا يَكُونُ فِي غَدٍ، وَلَا يَعۡلَمُ أَحَدٌ مَا يَكُونُ فِي الۡأَرۡحَامِ، وَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٌ مَاذَا تَكۡسِبُ غَدًا، وَمَا تَدۡرِي نَفۡسٌ بِأَيِّ أَرۡضٍ تَمُوتُ، وَمَا يَدۡرِي أَحَدٌ مَتَى يَجِيءُ الۡمَطَرُ). [الحديث ١٠٣٩ - أطرافه في: ٤٦٢٧، ٤٦٩٧، ٤٧٧٨، ٧٣٧٩].

1039. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Abdullah bin Dinar, dari Ibnu ‘Umar. Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Kunci ilmu gaib ada lima yang tidak diketahui kecuali oleh Allah: tidak ada satu pun yang mengetahui kejadian esok hari; tidak ada satu pun yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim; tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui apa yang akan ia usahakan esok; tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui di bagian bumi mana ia akan mati; dan tidak ada satu pun yang mengetahui kapan hujan akan datang.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1008, 1009, dan 1010

٣ - بَابُ سُؤَالِ النَّاسِ الۡإِمَامَ الۡاِسۡتِسۡقَاءَ إِذَا قَحَطُوا
3. Bab permintaan masyarakat kepada pemimpin untuk berdoa meminta hujan ketika dilanda kekeringan


١٠٠٨ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَلِيٍّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو قُتَيۡبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعۡتُ ابۡنَ عُمَرَ يَتَمَثَّلُ بِشِعۡرِ أَبِي طَالِبٍ:

وَأَبۡيَضَ يُسۡتَسۡقَى الۡغَمَامُ بِوَجۡهِهِ ثِمَالُ الۡيَتَامَى عِصۡمَةٌ لِلۡأَرَامِلِ

[الحديث ١٠٠٨ - طرفه في: ١٠٠٩].

1008. ‘Amr bin ‘Ali telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Qutaibah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin Dinar menceritakan kepada kami dari ayahnya. Beliau berkata: Aku mendengar Ibnu ‘Umar menirukan syair Abu Thalib, “Si (orang) putih yang diminta berdoa agar hujan turun dengan wajahnya. Beliau mengurus anak-anak yatim dan melindungi janda-janda yang fakir.”

١٠٠٩ - وَقَالَ عُمَرُ بۡنُ حَمۡزَةَ: حَدَّثَنَا سَالِمٌ، عَنۡ أَبِيهِ: رُبَّمَا ذَكَرۡتُ قَوۡلَ الشَّاعِرِ، وَأَنَا أَنۡظُرُ إِلَى وَجۡهِ النَّبِيِّ ﷺ يَسۡتَسۡقِي، فَمَا يَنۡزِلُ حَتَّى يَجِيشَ كُلُّ مِيزَابٍ:

وَأَبۡيَضَ يُسۡتَسۡقَى الۡغَمَامُ بِوَجۡهِهِ ثِمَالَ الۡيَتَامَى عِصۡمَةً لِلۡأَرَامِلِ

وَهُوَ قَوۡلُ أَبِي طَالِبٍ. [طرفه في: ١٠٠٨].

1009. ‘Umar bin Hamzah juga berkata: Salim menceritakan kepada kami dari ayahnya: Terkadang aku teringat ucapan penyair ketika aku memandang wajah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—yang sedang berdoa meminta hujan. Tidaklah beliau turun hingga seluruh saluran air meluap, “Si (orang putih) yang diminta berdoa agar hujan turun dengan wajahnya. Dia mengurusi anak-anak yatim dan melindungi janda-janda yang fakir.” Ini adalah ucapan Abu Thalib.

١٠١٠ - حَدَّثَنَا الۡحَسَنُ بۡنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ الۡأَنۡصَارِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ الۡمُثَنَّى، عَنۡ ثُمَامَةَ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَنَسٍ، عَنۡ أَنَسٍ: أَنَّ عُمَرَ بۡنَ الۡخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: كَانَ إِذَا قَحَطُوا اسۡتَسۡقَى بِالۡعَبَّاسِ بۡنِ عَبۡدِ الۡمُطَّلِبِ، فَقَالَ: اللّٰهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيۡكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسۡقِينَا، وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيۡكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسۡقِنَا، قَالَ: فَيُسۡقَوۡنَ. [الحديث ١٠١٠ - طرفه ف: ٣٧١٠].

1010. Al-Hasan bin Muhammad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Muhammad bin ‘Abdullah Al-Anshari menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku, yaitu ‘Abdullah bin Al-Mutsanna, menceritakan kepadaku dari Tsumamah bin ‘Abdullah bin Anas, dari Anas:

Bahwa dahulu ketika mereka dilanda kekeringan, ‘Umar bin Al-Khaththab—radhiyallahu ‘anhu—berdoa meminta hujan dengan Al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib. Beliau mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya kami dahulu bertawasul kepada-Mu dengan Nabi kami, lalu Engkau turunkan hujan kepada kami dan sekarang kami bertawasul kepada-Mu dengan paman Nabi kami, agar Engkau turunkan hujan kepada kami.”

Anas berkata: Lalu hujan diturunkan kepada mereka.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6007

٢٦ - بَابُ السَّاعِي عَلَى الۡمِسۡكِينِ
26. Bab Orang yang Berusaha untuk Orang Miskin


٦٠٠٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مَسۡلَمَةَ: حَدَّثَنَا مَالِكٌ، عَنۡ ثَوۡرِ بۡنِ زَيۡدٍ، عَنۡ أَبِي الۡغَيۡثِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (السَّاعِي عَلَى الۡأَرۡمَلَةِ وَالۡمِسۡكِينِ كَالۡمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ). وَأَحۡسِبُهُ قَالَ - يَشُكُّ الۡقَعۡنَبِيُّ -: (كَالۡقَائِمِ لَا يَفۡتُرُ، وَكَالصَّائِمِ لَا يُفۡطِرُ). [طرفه في: ٥٣٥٣].

6007. ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami: Malik menceritakan kepada kami dari Tsaur bin Zaid, dari Abu Al-Ghaits, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Orang yang berusaha untuk janda dan miskin bagaikan mujahid di jalan Allah.” Aku juga mengira beliau berkata—Al-Qa’nabi ragu—, “Bagaikan orang yang salat tiada henti dan bagaikan orang yang berpuasa tiada putus.”